1. Berikut ini yang dimaksud dengan konseling adalah………..
A. Interaksi orang ke orang, dua arah, meliputi aspek verbal dan non verbal .
B. Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan perasaan klien.
C. Penyampaian pesan dari seseorang kepada sekelompok besar orang, biasanya sebagian besar masyarakat.
D. Pengaruh komunikasi secara sadar dan sebagian sadar
E. Penyampaian pesan dari seseorang kepada oranglain
2. Interaksi orang ke orang, dua arah, meliputi aspek verbal dan non verbal merupakan definisi dari…………
A. Komunikasi interpersonal
B. Komunikasi massa
C. Komunikasi intrapersonal
D. Komunikasi kelompok
E. Bukan salah satu diatas
3. Berikut ini yang bukan merupakan faktor penghambat dalam komunikasi adalah..............
A. Faktor individual
B. Faktor yang berkaitan dengan interaksi
C. Faktor masyarakat
D. Faktor situasional
E. Kompetensi dalam melakukan percakapan
4. Berikut ini merupakan tingkah laku verbal yaitu.................
A. Penampilan Umum
B. Pertanyaan yang diajukan
C. Pandangan mata
D. Bahasa tubuh
E. Gaya bicara
5. Apabila kita menyampaikan pesan kepada seseorang melalui kode/symbol maka kita telah melakukan komunikasi………..
A. Verbal
B. Non verbal
C. Umum
D. Terapetik
E. Intra personal
6. Berikut ini merupakan tingkah laku non verbal yaitu..............
A. Pandangan mata
B. Kata kunci
C. Penjelasan
D. Beralih topik
E. Pertanyaan yang diajukan
7. Berikut ini yang bukan merupakan tanda – tanda ketegangan adalah ............
A. Muka pucat atau memerah
B. Tremor bibir
C. Mata berkaca – kaca
D. Berkeringat
E. Kontak mata
8. Merupakan hal pertama yang diperhatikan dalam melakukan komunikasi adalah .
A. Penampilan Umum / fisik
B. Pertanyaan yang diajukan
C. Pandangan mata
D. Bahasa tubuh
E. Gaya bicara
9. Berikut ini merupakan komunikasi verbal efektif yang mampu memberikan dukungan emosional pada klien adalah ..............
A. Perbendaharaan kata mudah dimengerti
B. Mempunyai arti denotatif dan konotatif
C. Intonasi mampu mempengaruhi isi pesan
D. kecepatan bicara yg memiliki tempo dan jeda
E. ada unsur humor
10. Dibawah ini merupakan faktor sosial yang mempengaruhi komunikasi adalah..........
A. Mekanisme Pertahanan Diri
B. Kepercayaan dan nilai-nilai
C. Asumsi
D. Usia
E. Prasangka
11. Dibawah ini merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi komunikasi adalah..........
A. Prasangka
B. Jenis kelamin
C. Etnik
D. Bahasa
E. Kekuasaan
12. Dibawah ini merupakan faktor individual yang mempengaruhi komunikasi adalah.......
A. Mekanisme Pertahanan Diri
B. Kekuasaan
C. Asumsi
D. Bahasa
E. Prasangka
13. Membina hubungan baik adalah dasar dalam pemberian konseling.
Berikut ini adalah factor – factor yang mempengaruhi atau membantu dalam
membina hubungan baik adalah kecuali
A. Status
B. Kekuatan
C. Kecermatan
D. Peran
E. Kegemaran
14. Sikap dan perilaku dasar dalam membina hubungan baik adalah dengan
diterapkannya SOLER, berikut ini merupakan sikap tubuh condong ke klien
disebut…….
A. S : Face your client Squarely.
B. O : Open and non-judgemental face expression
C. L : Lean towards client.
D. E : Eye contact in a culturally-acceptable manner
E. R : Relaxed and friendly manner
15. Sikap dan perilaku dasar dalam membina hubungan baik adalah dengan
diterapkannya SOLER, berikut ini merupakan sikap ekspresi muka
menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai disebut…….
A. S : Face your client Squarely.
B. O : Open and non-judgemental face expression
C. L : Lean towards client.
D. E : Eye contact in a culturally-acceptable manner
E. R : Relaxed and friendly manner
16. Sikap dan perilaku dasar dalam membina hubungan baik adalah dengan
diterapkannya SOLER, berikut ini merupakan kontak mata atau tatap mata
sesuai dengan budaya setempat disebut…….
A. S : Face your client Squarely.
B. O : Open and non-judgemental face expression
C. L : Lean towards client.
D. E : Eye contact in a culturally-acceptable manner
E. R : Relaxed and friendly manner
17. Memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien merupakan jenis ketrampilan ..............
A. Mendengar Aktif
B. Mendengar Pasif
C. Bertanya
D. Observasi
E. Verbal atau non verbal
18. Menghasilkan jawaban ”ya” atau ”tidak” yang berguna untuk
merngumpulkan informasi yang aktual merupakan jenis ketrampilan
..........
A. Mendengar Aktif
B. Mendengar Pasif
C. Bertanya
D. Observasi
E. Verbal atau non verbal
19. Dua atau lebih orang yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai satu tujuan disebut………
A. Kelompok
B. Karakteristik kelompok
C. Ukuran kelompok
D. Fungsi kelompok
E. Keuntungan kelompok
20. Berikut ini merupakan karakteristik dari kelompok adalah…………….
A. Anggotanya tidak memiliki hubungan tatap muka
B. Terdapat kurang dari satu anggota
C. Anggotanya memiliki tujuan atau maksud sendiri-sendiri
D. Anggotanya dibeda-bedakan ke dalam struktur
E. Anggotanya tidak menganut sekumpulan norma
21. Dibawah ini merupakan ukuran dari kelompok adalah...............
A. Kekompakan kelompok besar lebih kuat
B. Kekompakan kelompok kecil lebih lemah
C. Kelompok kecil tidak mempunyai karakteristik
D. Kelompok besar cenderung lebih resmi
E. Kelompok kecik cenderung lebih resmi
22. Berikut ini yang bukan merupakan kegunaan kelompok bagi individu adalah.........
A. Memenuhi kebutuhan sosial
B. Memenuhi kebutuhan spiritual
C. Membentuk konsep diri
D. Memberi atau menerima dukungan dan bantuan
E. Berbagi dengan orang lain
23. Menggunakan waktu secara efektif, menentukan prioritas secara jelas
dan sering membuat keputusan eksekutif merupakan kepemimpinan dalam
kelompok yang berorientasi pada ......
A. Orang
B. Tempat
C. Tugas
D. Kebutuhan
E. Masalah
24. Berikut ini yang merupakan aturan dasar dalam pelaksanaan sumbang saran adalah....
A. Boleh dilakukan penilaian pada ide-ide sampai acara selesai
B. Kelompok tidak boleh menganggap dirinya sebagai penghasil sejumlah besar ide-ide
C. Tidak mengkhawatirkan kualitas dari ide-ide
D. Anggota kelompok tidak boleh dibiarkan untuk berfikir dengan bebas
E. Ide-ide yang ditawarkan anggota kelompok tidak boleh dikembangkan oleh anggota kelompok lain
25. Dibawah ini yang bukan merupakan strategi bidan untuk membantu
anggota kelompok yang negatif menurut smith dan bass : 1982
adalah...............
A. Menciptakan perasaan memiliki
B. Menciptakan lingkungan yang peka
C. Mendorong partisipasi dan kontribusi
D. Menghargai pendapat yang sama
E. Menciptakan perasaan komitment
B. Soal Essay
Petunjuk Mengerjakan !
Buatlah naskah cerita komunikasi dan konseling secara singkat dan jelas, pada kasus berikut ini.
Kasus :
Pada sebuh keluarga hiduplah seorang pasangan muda yang baru menikah 4
bulan yang lalu, suami bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan
besar dengan tingkat kesibukan tinggi sedangkan istrinya adalah ibu
rumah tangga, sang istri merasa sudah 2 bulan terlambat haid dan merasa
mual – mual. Sang istri tidak tau perubahan yang terjadi pada dirinya.
sumber : enyretnaambarwati.blogspot.com
MATERI KEPERAWATAN
Senin, 23 Juni 2014
Selasa, 13 Mei 2014
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN HIPERTERMI
1. FASE PRA INTERAKSI
Prainteraksi merupakan masa persiapan sebelum berinteraksi
dengan pasien/klien. Dalam role play berikut.perawat melakukan
kegiatan-kegiatan dengan :
ü Mengumpulkan data tentang keadaan
pasien/klien, yaitu melihat atau mempelajari status pasien, melihat operan atau
buku laporan perawat
ü Mencari literature atau pengetahuan
tentang masalah yang berkaitan dengan pasien/klien.
ü Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
kekuatan diri/mengevaluasi diri (dalam adegan perawat Nampak berfikir dan
berfantasi)
ü Perawat memeriksa kembali alat-alat
seperti : handuk, baskom, dll.
ü Menulis rencana percakapan atau
kegiatan yang akan dilakukan pada saat interaksi
ü Jika perawat sudah siap, rencanakan
interaksi atau pertemuan dengan pasien/klien. Atau keluarga yang bersangkutan
2. FASE
ORIENTASI
a. Salam
Terapeutik
Suster : Selamat
pagi bapak Rusdi, masih ingat dengan saya? saya suster Galih yang akan merawat bapak hari ini, dari jam 8 sampai jam 2
siang nanti (sambil tersenyum dan berjabat tangan)
Pasien : iya
sus, suster yang kemarin kan?
Suster : iya pak
Evaluasi/validasi:
Suster : Bagaimana
perasaan bapak rusdi pagi ini?
Pasien : Lebih enakan dari yang kemarin
Suster : Apa
semalam, tidurnya pulas?
Pasien
: Iya sus
Suster : Tadi
bapak sudah minum obat ?
Pasien : Sudah sus
Suster : Bapak
masih demam?
Pasien : Iya sus
b. Kontrak
(Topik, Waktu, Tempat)
Suster : Karena
masih demam, bagaimana kalau sekarang
ditempat tidur bapak saya ajarkan dan
lakukan kompres hangat, mungkin keluarga yang menunggu
dapat belajar juga, sebentar saya sedikit jelaskan baru saya lakukan
kompres hangat, apa bapak bersedia jika saya jelaskan? (sambil tersenyum)
Pasien : Iya
sus
3. FASE
KERJA
Suster : Sebelum
saya ajarkan dan lakukan kompres demam saya akan jelaskan tujuan dan manfaat
tindakan ini, tujuan kompres hangat adalah membantu tubuh beradaptasi dengan
suhu tubuh yang meningkat agar tidak lebih meningkat lagi, dan memberikan rasa
nyaman. alat-alat
yang digunakan adalah baskom air hangat , 2 handuk sedang, 1 handuk kecil.
Caranya bapak akan kita posisikan
nyaman terlebih dahulu, lalu suhu ruangan akan kita buat sejuk agar nyaman,
bapak kita anjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat, setelah itu
kita alaskan handuk dibawah kepala baru kita kompres hangat dari air hangat
yang sudah disiapkan ya.
Suster
: Bagaimana bapak, sudah siap?
Pasien : Iya sus, sudah siap.
Suster : mari kita posisikan yang nyaman. iya bagus
pak, kebetulan sudah mamakai kaus yang menyerap keringat dan nyaman, kamar kita
buat suhu 22˚C yaa. Handuk sedangnya kita pasang di bawah kepala yaa,
handuk kecil ini yang sudah dibilas air hangat saya letakkan didahi ya pak?
Pasien : Iya sus
Suster : Kompres hangat bisa bapak ulang bila handuk
yang dikompres sudah dingin atau bila sudah lebih baik atau demamnya sudah
turun kompres bisa dihentikan, apa bapak mengerti yang saya jelaskan?
Pasien : Iya ngerti sus
Suster : Sejauh ini, apa yang bapak rasakan? Apakah
lebih nyaman?
Pasien : Iya sus
Suster : Ada pertannyaan pak?
Pasien : tidak ada sus, saya rasa sudah cukup
4. FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon
klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif:
Suster : Bagaimana perasaan bapak setelah dikompres air hangat?
Pasien : Agak lebih baik sus
Evaluasi Objektif:
Pasien Menunjukkan perasaan lebih
nyaman, dan lebih rileks
Suster : Oh iya pak, bapak saya sarankan minum lebih banyak air putih lebih
dari 2lt per hari menbantu menstabilkan kehilangan cairan, karena suhu tubuh
yang meningkat. bila ada perubahan dapat kita lihat 1-2 jam setelah ini
saya akan observasi datang kembali.
Pasien : iya sus
b. Kontrak yang
akan datang (topik, waktu, tempat):
Suster : karena saya rasa bapak sudah lebih baik saya
sudahi dulu, nanti saya akan mengecek kembali suhu bapak pada jam 10 siang
disini, untuk mengobservasi kembali apakah suhu tubuh bapak, sudah tidak
demam
Suster : Terima kasih atas kerja samanya pak, saya
suster Galih, ingin pamit ke ruangan perawat, jika bapak perlu sesuatu, bapak bisa
memanggil atau menyuruh keluarga bapak memanggil saya di ruangan perawat.
Pasien : Iya sus, sama sama
Sabtu, 10 Mei 2014
PEMASANGAN NGT
1. PEMASANGAN NGT
1.1. PENGERTIAN
Nasogastric
Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan
hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
Tindakan
pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan
sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung,
melewatI tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.
Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung.
Selang
Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung (
melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung. Singkatan untuk
Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.
"Nasogastric"
terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso
adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin
“nasus”untuk hidung atau moncong hidung.
Gastik
berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut
gendut ) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric”
bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942.
Selang
Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan
obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

1.2. MACAM & UKURAN NGT
Macam-macam NGT :
1.2.1. selang NGT dari karet2. Selang NGT dari bahan plastic
1.2.2. selang NGT dari bahan silicon

Ukuran NGT :
1.2.1. Nomor 14-20 untuk ukuran dewasa
1.2.2. nomor 8-16 untuk anak-anak
1.2.3. nomor 5-7 untuk bayi.
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah,racun)
1.3.2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
1.3.3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung
1.3.4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
1.3.5. Menghisap
dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung
sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)

1.4. PERSIAPAN ALAT
1.4.1. Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)
1.4.2. Pelumas/ jelly
1.4.3. Spuit berujung kateter 50 ml
1.4.4. Stetoskop
1.4.5. Lampu senter/ pen light
1.4.6. Klem
1.4.7. Handuk kecil
1.4.8. Tissue
1.4.9. Spatel lidah
1.4.10. Sarung tangan dispossible
1.4.11. Plester
1.4.12. Nierbekken
1.4.13. Bak instrumen
1.5. PROSEDUR PELAKSANAAN
1.5.1. Cuci tangan dan atur peralatan
1.5.2. Jelaskan prosedur pada pasien
1.5.3. Bantu pasien untuk posisi Fowler
1.5.4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
1.5.5. Periksa
dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung
yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab
atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll
1.5.6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
1.5.7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
1.5.8. Gunakan sarung tangan
1.5.9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
1.5.10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
1.5.11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
1.5.12. Ketika
slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring,
instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
1.5.13. Masukkan
slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa
memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya),
diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam
1.5.14. Ketika
tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka
mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang
dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika
terdengar gemuruh, fiksasi slang.
1.5.15. Untuk
mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi,
sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung,
lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari slang.
1.5.16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat Digunakan untuk memfiksasi slang.
Catatan :
ü Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
ü High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
ü Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
ü Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

1.6. HASIL YANG DIHARAPKAN
1.6.1. Klien menambah berat badannya 1/2 sampai 1 kg per minggu
1.6.2. Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah
2. BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)
2.1. PENGERTIAN
Bilas
lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan
suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara
mengurasnya.
2.2. INDIKASI
Prosedur ini sudah dilakukan selama 200 tahun dengan indikasi :
2.2.1. Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
2.2.2. Overdosis obat/narkotik
2.2.3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
2.2.4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
2.2.5. Dekompresi lambung
2.2.6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
Tindakan
ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun
dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih.
Untuk mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus
didengarkan dengan menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya.
Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.
2.3. CAIRAN YANG DIGUNAKAN
Pada
anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan
berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan
air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada
orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada
anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.
2.4. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada
keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada
persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas
lambung, akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil
specimen lambung sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan
menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu atau berhenti dalam
meminum obat sementara.
2.5. PROSEDUR TINDAKAN.
Sebuah
pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke
esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti
nyeri/anastesi harus diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi
pada pasien. Dan mencegah pasien untuk memuntahkan kembali tube/pipa
yang sedang di masukkan. Peralatan suction di siapkan apabila terjadi
aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien yang
keracunan sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak
dapat menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/
menginseresikan tube untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada pasien
dipasang intubasi.
2.6. KONTRA INDIKASI
Pada
pasien yang mengalami cedera/injuri pada system pencernaan bagian atas,
menelan racun yang bersifat keras/korosif pada kulit, daln mengalami
cedera pada jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna
bagian atas.
2.7. KOMPLIKASI
2.7.1. Aspirasi
2.7.2. Bradikardi
2.7.3. Hiponatremia
2.7.4. Epistaksis
2.7.5. Spasme laring
2.7.6. Hipoksia dan hiperkapnia
2.7.7. Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran percernaan atas
2.7.8. Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit
2.7.9. Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikas
3. PERAWATAN KOLOSTOMY (COLOSTOMY CARE)
3.1. PENGERTIAN
3.1.1. Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
3.1.2. Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
3.1.3. Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
3.1.4. Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru
3.2. TUJUAN
3.2.1. Memberikan kenyamanan pada klien
3.3. JENIS KOLOSTOMI
Kolostomi
dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada
beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat
secara permanen maupun sementara.
3.3.1. Kolostomi Permanen
Pembuatan
kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
3.3.2. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan
kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan
feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan
abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung
lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double
barrel.
Lubang
kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang
disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi
pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.

Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.
Perawat
harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah
terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori
abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma
tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada
kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
3.4. PERSIAPAN ALAT
3.4.1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
3.4.2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3.4.3. Kapas kering atau tissue
3.4.4. 1 pasang sarung tangan bersih
3.4.5. Kantong untuk balutan kotor
3.4.6. Baju ruangan / celemek
3.4.7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
3.4.8. Zink salep
3.4.9. Perlak dan alasnya
3.4.10. Plester dan gunting
3.4.11. Bila perlu obat desinfektan
3.4.12. Bengkok
3.4.13. Set ganti balut
3.5. PERSIAPAN KLIEN
3.5.1. Memberitahu klien
3.5.2. Menyiapkan lingkungan klien
3.5.3. Mengatur posisi tidur klien
3.6. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.6.1. Cuci tangan
3.6.2. Gunakan sarung tangan
3.6.3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
3.6.4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
3.6.5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
3.6.6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
Langganan:
Postingan (Atom)